Friday, October 29, 2010

PSIKOLOGI KORUPSI



Dari berbagai artikel dan pemberitaan tentang korupsi (maklum namanya juga negara dengan ranking korupsi tinggi), sering muncul pro dan kontra. Antara yang membenarkan dan yang tidak setuju bahwa seseorang yang dituduh korupsi benar – benar melakukan korupsi. Apapun kebenarannya biarlah aparat penegak hukum yang menentukan, lepas dari mereka juga akan korupsi atau tidak.

Namun mari kita coba sedikit pelajari tentang psikologi korupsi, atau bisa juga disebut psikologi koruptor.

Yang pertama, kita pahami arti dari korupsi terlebih dulu. Korupsi sendiri menurut Arrigo dan Claussen (2003) misalnya mendefinisikan sebagai ”mengambil atau menerima suatu keuntungan buat diri sendiri yang tidak sah secara hukum dikarenakan individu tersebut mempunyai otoritas dan kekuasaan”.

Dari pengertian tersebut tersirat bahwa korupsi harus dihubungkan dengan kepentingan orang banyak / publik. Karena tidak akan ada otoritas atau kekuasaan jika tidak berhubungan dengan orang lain. Jadi copet atau pencuri tidak bisa dikatakan korupsi, namun lebih mengarah kepada penipuan atau pencurian biasa. Namun penerima suap dapat dikatakan korupsi, karena suap biasanya bertujuan mengalahkan kepentingan public, baik dalam bentuk jalur khusus atau permakluman atas penyimpangan.

Di sisi lain korupsi adalah perilaku yang disengaja yang dilandasi dengan niat dan motivasi tertentu, demikian pernyataan salah satu dosen psikologi politik UI. Artinya sudah ada perencanaan sebelumnya, meskipun perencanaan tersebut hanya beberapa menit sebelum perilaku korupsi.

Mengapa ada perencanaan ? karena korupsi adalah tindakan yang tertutup dan rahasia. Sehingga memerlukan rencana yang jelas agar tetap tersembunyi dan terlihat tidak terjadi korupsi. Lalu mengapa orang melakukan korupsi ?

Ada beberapa pandangan ataupun teori yang bisa kita gunakan dalam melihat perilaku seseorang mengapa dia melakukan korupsi.
 
Pandangan Behaviorisme ; Seseorang melakukan sesuatu sebagai sebuah repon atas stimulus lingkungan. Hal tersebut akan diulang karena reward yang diterima dianggap menyenangkan atau menguntungkan. Menurut teori ini reward dan punishment sangat memegang peranan bagaimana seseorang mengembangkan perilaku.
Artinya seseorang melakukan korupsi karena memang ada kesempatan dan lingkungan yang mendukung dan korupsi dianggap memang sebagai perilaku yang menguntungkan.

Pandangan Socio-Cognitive Approach ; menambahkan bahwa selain reward dan punishment faktor kognitif juga mendukung, artinya setiap orang memiliki struktur kognitif yang dipelajari melalui proses p proses sosial.
Tentu saja disini korupsi terjadi karena adanya ‘pelajaran’ yang diterima seseorang dari lingkungannya. Entah dalam bentuk figur – figur koruptor, lemahnya sistem kontrol, tekanan ekonomi, atau pemikiran pemikiran lain yang mengarahkan seseorang untuk memutuskan bahwa korupsi adalah keputusan terbaik.

Pandangan teori kepribadian lain yang mengakui adanya traits atau sifat – sifat unik pada setiap individu memandang sebab korupsi sebagai sebuah ‘bakat’, maksudnya ada sifat – sifat tertentu dari seseorang yang mendorong perilaku negatif dalam hal ini adalah korupsi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan korupsi dikarenakan beberapa hal, yaitu kepribadian dari personal, lingkungan dimana seseorang tersebut berada, dan faktor sistem hukum dalam sebuah negara.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana pencegahannya..?
Selengkapnya...

Thursday, October 28, 2010

Manusia Brengsek, Guru Sejati

Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat senang mengundang saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing With Difficult People. Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama dll.

Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui saya menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana sebagian adalah manusia sulit

Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka – seperti keras kepala, menang sendiri, dll – dan kemudian saya tanya apakah itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum kecut.


Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus, karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan kotor. Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah tersinggung, maka orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.


Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajak Anda masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. Dengan meyakini bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka guru terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit. Terutama karena beberapa alasan.


Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai menyatukan pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajar melihat dari segi positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya berterimakasih sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu. Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan putera-puteri saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan anak-anak di rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak enaknya dihina anak kecil.


Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka ia akan longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala, mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit, itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini) menjadi lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal. Seorang anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah heran dengan cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi, manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.


Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan. Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia sulit, ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya. Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin dan dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.


Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja kita memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya dihina orang lain.


Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia super sulit sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Di masa kecil, saya termasuk orang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya. Sebab, hinaan mereka membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapa besar dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yang tadinya menghina kita.


Terakhir dan yang paling penting, manusia super sulit sebenarnya menunjukkan jalan ke surga, serta mendoakan kita masuk surga. Pasalnya, kalau kita berhasil membalas hinaan dengan senyuman, batu dengan bunga, bau busuk dengan bau harum, bukankah kemungkinan masuk surga menjadi lebih tinggi?

diambil dari tulisan Gede Prama
Selengkapnya...

Nenek Penjual KembangTuri dan Idul Adha

Akhir – akhir ini saya jarang menjumpai nenek penjual kembang turi dan daun kenikir. Seorang nenek yang setiap dua hari sekali datang ke rumah untuk menjual dagangan yang biasanya di petik di kebunnya. Hanya dengan pakaian seadanya dan terkadang tidak memakai alas kaki sang nenek berkeliling dari rumah ke rumah di kampung saya. Dagangannya dia bawa dengan ‘tenggok’ semacam tempat dari anyaman bambu yang dia gendong di punggungnya.

Biasanya kami membeli untuk membuat pecel atau sekedar disimpan. Harganya sangat terjangkau, hanya dua ribuan. Itupun sudah dapat seikat kembang turi dan daun kenikir yang banyak. Cukup untuk membuat pecel dan dimakan dua keluarga (kecil).


Sampai saat ini sudah sebulan lebih sang nenek tidak kelihatan menawarkan dagangannya. Kami tidak tahu kenapa sang nenek jarang datang lagi. Semoga dia tetap sehat dan semangat seperti pada saat menawarkan dagangannya.

Yang menarik, ada cerita lain dibalik sosok nenek penjual kembang turi tersebut. Menurut cerita orang – orang yang mengenalnya, setiap tahun sang nenek selalu ikut kurban pada saat hari raya Idul Adha. Minimal kambing dia beli untuk dikurbankan. Sang nenek selalu berusaha menyisihkan uang dari hasil jualannya yang tidak seberapa. Dia hanya mengambil seperlunya untuk makan dan keperluan pokok lainnya.

Kami tidak tahu dengan siapa dia tinggal atau bagaimana kehidupannya, namun yang kami tahu, ini menjadi sebuah pelajaran yang berharga tentang apa arti kurban pada hari raya Idul Adha. Bahwa kurban bukanlah jika mempunyai harta lebih atau sisa, namun kurban adalah sebuah usaha untuk mengikhlaskan harta yang kita punya, harta masih kita sebenarnya butuhkan untuk hidup.
Berapa banyak di antara kita yang lebih mampu dari sang nenek, berlipat kali lebih punya dari sang nenek, namun lupa melakukan kurban.

Riwayat nabi Ibrahim yang menceritakan bagaimana mengikhlaskan anaknya yang selama sekian tahun dia dambakan untuk dikurbankan adalah cerita teladan yang sekarang tidak akan kita jumpai. Namun esensi dari pelajaran tersebut bahwa perintah kurban adalah keikhlasan untuk berbagi dari apa yang kita miliki, yang kita senangi, atau yang kita harapkan.


Selamat Berkurban..!

Selengkapnya...

Tuesday, October 26, 2010

Pidato Steve Jobs ; "Stay Hungry. Stay Foolish"



Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Ya, tidak perlu banyak. Cukup tiga.

*Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik*
Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama, namun saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum betul-betul putus kuliah. Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi

Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran bayi perempuan karena ingin. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka menjawab:"Tentu saja." Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA.
Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.
Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan-habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya *tidak melihat manfaatnya*. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun *memutuskan berhenti kuliah*, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.
Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga *nebeng* tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa *ingin tahu dan intuisi*, ternyata kemudian sangat berharga. Saya beri Anda satu
contoh:
Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat.
Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.
Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya.
Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa *titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang*. Anda harus percaya dengan intuisi,takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyakperbedaan dalam kehidupan saya.

*Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.*

Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz (Steve
Wozniak) dan saya mengawali Apple di* garasi* orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan *saya dipecat*. Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang.
Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan.
Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi *tokoh publik yang gagal*, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- *saya masih menyukai pekerjaan saya*. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah *kejadian terbaik* yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itumengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama *NeXT*, lalu
* Pixar*, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya *kembali lagi ke Apple*, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena s*aya menyukai apa yang saya lakukan*. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun asangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya.
Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. *Jangan berhenti*.
 

*Cerita Ketiga Saya: Kematian*
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi:
"Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: "Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. *Mengingat kematian* adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati.
Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi.

Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:
Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda.
Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.
Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir.
Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: "*Stay Hungry. Stay Foolish*." (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga
begitu.* Stay Hungry. Stay Foolish*

Selengkapnya...

BOLA KACA dan BOLA KARET

Brian Dyson, mantan eksekutif Coca Cola, pernah menyampaikan pidato yang sangat menarik, "Bayangkan hidup itu seperti pemain akrobat dgn lima bola di udara.
Anda bisa menamai bola itu dengan sebutan:

• Pekerjaan
• Keluarga
• Kesehatan
• Sahabat, dan
• Semangat

Anda semuanya harus menjaga semua bola itu tetap di udara dan jgn sampai ada yang terjatuh

Kalaupun situasi mengharuskan Anda melepaskan salah satu diantara lima bola tsb, lepaskanlah Pekerjaan karena pekerjaan adalah BOLA KARET.
Pada saat Anda menjatuhkannya, suatu saat ia akan melambung kembali, namun 4 bola lain seperti: Keluarga, Kesehatan, Sahabat dan Semangat adalah BOLA KACA.

Jika Anda menjatuhkannya, akibatnya bisa sangat fatal!

Brian Dyson mencoba mengajak kita hidup secara seimbang.
Pada kenyataannya, kita terlalu menjaga Pekerjaan adalah bola karet, bahkan kita mengorbankan Keluarga, Kesehatan, Sahabat dan Semangat demi menyelamatkan bola karet tsb.
Demi uang atau pekerjaan, kita mengabaikan keluarga.
Demi meraih sukses dalam pekerjaan, kita jadi workaholic dan tidak memperhatikan Kesehatan.
Bahkan demi uang atau pekerjaan, kita rela menghancurkan hubungan dengan Sahabat yang telah kita bangun bertahun tahun lamanya.
Bukan berarti pekerjaan tidak penting, jgn sampai pekerjaan atau uang menjadi BERHALA dalam hidup kita.
Ingatlah, kalaupun kita kehilangan uang masih bisa kita cari lagi, tapi jika Keluarga sudah terjual, kemana kita membelinya lagi?

Uang hilang masih bisa dicari, tapi apa kita bisa membeli Sahabat?

Uang hilang masih bisa dicari, tapi apakah kita bisa memulihkan Kesehatan kita secara normal jika kita terkena penyakit kritis?


Sepercik cerita tentang bagaimana memaknai rutinitas kehidupan.
Bagaimana kita memahami apa tujuan yang ingin kita capai dan
bagaimana kita mencapai tujuan itu.

Antara pekerjaan, keluarga, kesehatan, sahabat, dan semangat terdapat dua kelompok besar sebagai kebutuhan hidup kita.

Pekerjaan adalah aktivitas penunjang hidup
sebagai usaha untuk mempermudah hidup
sedangkan empat yang lain adalah kebutuhan hidup
sekaligus elemen utama manusia untuk bisa hidup

sebagai makhluk sosial tentu saja manusia tidak bisa hidup mandiri
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan psikisnya
keluarga dan teman dekat sangat berpengaruh bagaimana manusia
dapat hidup dengan layak, normal dan bahagis
dengan dua hal tersebut semangat dan harapan akan muncul

dan tentang kesehatan,
bagaimana manusia akan melakukan hidupnya tanpa kesehatan..?

semoga kita masih bisa bersyukur dengan keluarga kita
dengan sahabat dan teman yang tersenyum pada kita
dan kesehatan yang membuat kita bisa membaca tulisan ini

sehingga dengan begitu semangat kita tentang kehidupan akan terus ada

semoga..

Selengkapnya...

Makna Sebuah Titipan

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?

Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…
“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”

~ WS Rendra

sepenggal puisi dari si burung merak yang luar biasa
mencoba menawarkan pemikiran dari sudut pandang lain
sudut pandang yang sering kita lupakan
bukan hanya tentang bersyukur
namun mengajak kita bagaimana mengelola hidup dan kehidupan
bagaimana mengelola hubungan kita dengan sang Khaliq

menegur keangkuhan ego dan logika dangkal kita
menegaskan betapa munafiknya kita dengan sumpah sumpah dan doa yang ada

jika di awal turunnya wahyu
Allah SWT menegaskan tentang pentingnya 'membaca'
mengapa kita jarang 'membaca' hidup
dan melenakan hikmah peristiwa

semoga berguna
karena berpikir adalah pilihan
Selengkapnya...

OTAK processor terhebat

Ada sebuah processor yang luar biasa, mahadaya, yang dimiliki setiap orang. Processor ini mampu mengolah berbagai informasi dalam hitungan nanosecond atau sepersekiannya-sepersekian detik.
Processor ini mampu mengolah tampilan data, mengenali voice command, dan memberikan output dalam bentuk verbal, 2D, atau 3D sesuai dengan command yang diberikan.

Bukan hanya serbaguna, processor ini juga self learning, self updating dan selama power supply nya tidak terputus, ia bisa terus diinstalkan program baru dengan kapasitas tidak terbatas.
Rata-rata daya guna optimum processor ini juga cukup lama, mencapai 70 - 90 tahun, bahkan jika dirawat dengan baik, bisa juga bertahan lebih lama.

Perkenalkan processor terhebat yang didesain khusus oleh sang pencipta yang disebut: OTAK. Otak yang merupakan pemberian cuma-cuma dari sang pencipta ini sebenarnya memiliki potensi luar biasa yang bila kita manfaatkan dengan maksimal, akan memberikan output karya–karya maha besar yang luar biasa. Lihat saja Piramida Mesir karya para Firaun, Lukisan Monalisa-nya Leonardo da Vinci, Novel Harry Potter karya J.K. Rowling, Kerajaan Real Estate Donald Trump, sampai iPod dan iPhone buah pikiran CEO Apple, Steve Jobs.

Apa perbedaan antara otak anda dengan otak para tokoh diatas? Sel – sel otak yang bergerak di kepala kita ini tidak berbeda sama sekali dengan mereka yang menciptakan sejarah dunia. Hasil pemikiran dan imajinasi mereka tidak hanya mengukirkan nama besar mereka bagi dunia, tapi juga mendatangkan kekayaan dan kelimpahan yang luar biasa.

Kita pada dasarnya memiliki potensi yang sama besarnya dengan mereka yang sering disebut ’para genius’ atau ’konglomerat kelas dunia’ tersebut. Hanya saja terkadang kita lalai untuk terus menggali dan mempertajam potensi kita. Kita menjadi lelah dan malas untuk ’mengistall’ program-program baru yang akan meng up-grade processor kita lewat belajar. Kita malas mempelajari fungsi baru yang muncul karena terbiasa dengan software versi lama, hingga cara berpikir kita tertinggal dari mereka. Padahal, alangkah dahsyatnya karya yang bisa kita hasilkan seandainya kita mau terus mengembangkan kemampuan otak anda, karena orang lain telah membuktikan kemampuan otak ini berulang-ulang kali dengan kesuksesan mereka.

Apakah anda sudah cukup meng up-grade processor anda, atau anda sekedar tidak mau? Riset menunjukkan betapa kurangnya kita memakai otak kita, selalu under-utilized, dan tidak dipakai secara optimal, seperti processor Intel core 2 quad processor dipakai hanya untuk program Wordstar, atau main Solitaire. Cobalah untuk terus mengasah otak, dan rasakan manfaatnya dalam hidup anda. Segera lakukan! mau? Otak kita kan bukan otak-otak. Salam Otak.

Tanadi Santoso
Selengkapnya...