Tuesday, April 17, 2012

Psikologi Kodok

(oleh. Bukik)

Peter Senge bercerita dalam bukunya "The Fifth Discipline" tentang
seekor kodok. Syahdan, kodok mempunyai psikologi yang menarik. Apabila
seekor kodok dimasukkan dalam panci berisi air mendidih maka dia akan
refleks melompat keluar dari panci itu. Tapi apabila anda memasukkan
kodok dalam panci biasa. Kemudian, anda taruh panci itu diatas kompor
dan panaskan dengan api yang kecil sekali.
Sehingga, air dengan sangat
perlahan memanas. Kodok tidak akan melompat keluar dari panci itu.
Bahkan, sampai mati di dalam panci!
Mengapa? Kodok itu gagal menangkap sinyal perubahan suhu air yang
merambat perlahan. Kodok merasa seolah-olah tetab berada pada air
dengan suhu standar. Sampai suatu titik hingga semuanya telah
terlambat. Mati!

Apa yang bisa kita pelajari dari Kodok?


Kodok digunakan oleh Senge untuk melukiskan kegagalan organisasi
pembelajaran. Kita cenderung menikmati area nyaman saat ini sehingga
biasa mengabaikan sinyal-sinyal perubahan kecil yang ada dalam
organisasi maupun lingkungan eksternal organisasi kita.
Kekeliruan-keliruan kecil dibiarkan sehingga menjadi kebiasaan dan
tradisi yang kemudian menentukan nasib seluruh organisasi. Kita
membiarkan keluhan-keluhan kecil pelanggan sehingga membentuk citra
negatif organisasi. Kita tersadar nanti setelah angka penjualan kita
merosot. Kita abaikan perlakuan buruk kepada karyawan, seperti
mendikte ide, tidak mengapresiasi kerja bawahan, dan kita baru
tersadar setelah karyawan itu pindah ke perusahaan lain.

Begitu juga dengan negara ini. Kita abaikan kasus-kasus kecil,
pelanggaran-pelanggaran kecil sehingga membentuk budaya korupsi.
Korupsi hanya disikapi dengan cara-cara standar. Seumpama kodok hanya
menggeserkan tubuh tapi tetap dalam panci itu. Tidak ada lompatan
keluar dari panci yang mulai memanas airnya. Sampai nanti terlambat
bagi kita semua untuk melompat.

Apakah anda pernah mengalami kejadian seperti si Kodok?

No comments:

Post a Comment