Thursday, October 28, 2010

Nenek Penjual KembangTuri dan Idul Adha

Akhir – akhir ini saya jarang menjumpai nenek penjual kembang turi dan daun kenikir. Seorang nenek yang setiap dua hari sekali datang ke rumah untuk menjual dagangan yang biasanya di petik di kebunnya. Hanya dengan pakaian seadanya dan terkadang tidak memakai alas kaki sang nenek berkeliling dari rumah ke rumah di kampung saya. Dagangannya dia bawa dengan ‘tenggok’ semacam tempat dari anyaman bambu yang dia gendong di punggungnya.

Biasanya kami membeli untuk membuat pecel atau sekedar disimpan. Harganya sangat terjangkau, hanya dua ribuan. Itupun sudah dapat seikat kembang turi dan daun kenikir yang banyak. Cukup untuk membuat pecel dan dimakan dua keluarga (kecil).


Sampai saat ini sudah sebulan lebih sang nenek tidak kelihatan menawarkan dagangannya. Kami tidak tahu kenapa sang nenek jarang datang lagi. Semoga dia tetap sehat dan semangat seperti pada saat menawarkan dagangannya.

Yang menarik, ada cerita lain dibalik sosok nenek penjual kembang turi tersebut. Menurut cerita orang – orang yang mengenalnya, setiap tahun sang nenek selalu ikut kurban pada saat hari raya Idul Adha. Minimal kambing dia beli untuk dikurbankan. Sang nenek selalu berusaha menyisihkan uang dari hasil jualannya yang tidak seberapa. Dia hanya mengambil seperlunya untuk makan dan keperluan pokok lainnya.

Kami tidak tahu dengan siapa dia tinggal atau bagaimana kehidupannya, namun yang kami tahu, ini menjadi sebuah pelajaran yang berharga tentang apa arti kurban pada hari raya Idul Adha. Bahwa kurban bukanlah jika mempunyai harta lebih atau sisa, namun kurban adalah sebuah usaha untuk mengikhlaskan harta yang kita punya, harta masih kita sebenarnya butuhkan untuk hidup.
Berapa banyak di antara kita yang lebih mampu dari sang nenek, berlipat kali lebih punya dari sang nenek, namun lupa melakukan kurban.

Riwayat nabi Ibrahim yang menceritakan bagaimana mengikhlaskan anaknya yang selama sekian tahun dia dambakan untuk dikurbankan adalah cerita teladan yang sekarang tidak akan kita jumpai. Namun esensi dari pelajaran tersebut bahwa perintah kurban adalah keikhlasan untuk berbagi dari apa yang kita miliki, yang kita senangi, atau yang kita harapkan.


Selamat Berkurban..!

No comments:

Post a Comment